wartapolitik.id – Banjir mendera Ibu Kota Jakarta membuat banyak pihak menderita. Sekira 6.532 jiwa terpaksa meninggalkan rumah, hidup di kamp pengungsian.
Ini banjir pertama dalam periode Anis-Sandi. Warga mulai resah, bersuara agar normalisasi diteruskan sudah. Meneruskan program pemerintah sebelumnya.
Anis mencoba cari solusi, “Salah satunya ada soal naturalisasi sungai. Bagaimana sungai itu bisa mengelola air dengan baik, bagaimana mengamankan air tidak melimpah, tapi juga ekosistem sungai dipertahankan,” kata Anies di Jakarta Utara, seperti dilansir dari kompas.com, Rabu (7/2/2018).
Dunia sepakbola kerap akrab dengan naturalisasi pemain asing menjadi pemain nasional. Tapi di masa pemerintahan Anis-Sandi akan banyak sungai di Jakarta yang jadi objek naturalisasi.
“Ahok udah bener!! ente tinggal lanjutin doang, kok masih ngeyel.. mana bisa di natural kan!! , wong sungai udah di tengah kota lewatin kawasan padat penduduk, normalisasi saja sesuai fungsi nya, yaitu mengalirkan air runoff permukaan secara cepat ke laut, agar tidak menimbulkan genangan!!, dungu amat sih.” Kata akun bernama Sinyo di kolom komentar detikcom.
Beda nama, konsekuensi tetaplah sama. Normalisasi atau Naturalisasi akan berdampak pada pemukiman warga dekat bantaran sungai.
Ekosistim sungai mesti ditata, kedalaman sungai, deras aliran, kebersihan, sampai masalah klasik sungai yang selalu jadi tempat sampah warga. Belum lagi penambahan tangul dan perluasan bibir sungai. Sungguh pekerjaan rumah yang tak mudah.
Pengusuran dan relokasi warga akan jadi pemandangan biasa. Tak ada lagi kampung deret atau rumah lapis, yang tersisa hanyalah rumah susun (rusun).
“Itu harus kami yakinkan bahwa mereka itu salah satu untuk memastikan bahwa programnya itu bisa berjalan. Kami ada program penataan, tetapi tentunya harus dapat dukungan dari warga,” kata Sandiaga ketika mendatangi Kampung Arus, Cawang, Jakarta Timur, yang tergenang banjir. Via kompas.com.
Banjir selalu menjadi pekerjaan rumah sejak zaman kolonial. Jakarta kota yang dikepung sungai dan didominasi dataran rendah. Pembangunan yang masif dan kawasan hulu yang tergerus, membuat hilang daerah resapan air.
Inovasi penanganan banjir sangat diperlukan Pemda DKI. Apakah jalan naturalisasi akan indah pada waktunya? Mari kawal bersama.
Discussion about this post