wartapolitik.id – Pada 9-Jan-2017 Pemerintah mengabulkan usulan Inpex Corporation terkait perpanjangan waktu dalam menggarap Blok Masela, Maluku. Inpex Corporation akan menggarap Blok Masela sampai dengan 2035.
Produksi gas Masela diprediksi mencapai 7,5 MTPA dengan nilai investasi US$ 15 miliar sampai US$ 16 miliar. Sebagian gas tersebut diekspor dan sebagian dikelola Indonesian In Corporate dengan membangun industri petrokimia dan pupuk di wilayah tersebut.
Menteri Perindustrian (Menperin, 22-Jan-2017), Airlangga Hartarto menjelaskan, Blok Masela, Maluku, bakal menjadi pusat industri petrokimia di dalam negeri.
Industri petrokimia berbasis gas dengan total nilai investasi sebesar US$ 3,9 miliar (50,7 Triliun). Menyerap sekitar 39 ribu tenaga kerja langsung dan 370 ribu tenaga kerja tidak langsung.
Bukan hanya itu Blok Masela mampu memberi nilai tambah sebesar US$ 2 miliar dan mengurangi angka impor hingga US$ 1,4 miliar dari substitusi komoditas turunan gas alam dan metanol.
Sementara Pendapatan dari pajak yang dapat mencapai sekitar US$ 250 juta (3,25 Triliun/thn). Maluku kebagian Penambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar US$ 31 juta (403 Miliar/thn).
Nilai ini belum dihitung produk turunan (sekunder & tersier) yang bisa dihasilkan dari lapangan Abadi Blok Masela yang diprediksi nilainya bisa berlipat ganda dari kalkulasi di atas.
[Sumber: kompas, medeka, kontan, liputan6]
Discussion about this post