Wartapolitik.id – Patung kuda kuda Arjuna Wiwaha di Bundaran Air Mancur Monumen Nasional akan jadi saksi deklarasi akbar relawan nasional bertagar #2019GantiPresiden pada minggu 6 mei mendatang.
“Monggo kawan-kawan para pecinta gerakan #2019GantiPresiden silahkan merapat. Lokasi depan Bundaran Air Mancur Monas 6 Mei,” tulis Mardani Ali Sera di akun twitternya, Jumat (4/5/2018).
Pada minggu sebelumnya, relawan berkaos #2019GantiPresiden juga banyak muncul di acara Car Free Day dan aksi Buruh 1 Mei. Bukan hanya kaos, kini banyak beredar gelang, muk, hingga topi dengan tagar serupa. Maraknya tagar #2019GantiPresiden jadi bagian dari upaya kubu oposisi mengalang dukungan dan membangun opini publik.
Baca Juga: Jokowi: Elektabilitas 60.6 persen, Kepuasan Publik 71.2 persen
Namun politisi PDIP Adian Napitupulu menilai gerakan ini sebagai aksi yang reaksioner karena belum jelas siapa kandidat yang disiapkan sebagai penganti presiden.
“Kaus itu tidak jadi penentu. Obamanya dulu maju, kausnya keluar. Ini lain, kausnya keluar, orangnya enggak keluar-keluar,” kata Adian di acara Mata Najwa, Sabtu (21/04/2018).
Kandidat Cawapres pendamping Prabowo sampai saat ini belum diputuskan. Sehingga tagar #2019GantiPresiden sangat kental dengan aroma rivalitas antara PAN dan PKS memperebutkan kursi Cawapres Prabowo.
Rivalitas PAN-PKS jadi Cawapres Prabowo
Tagar #2019GantiPresiden pertama kali dicetus oleh politisi PKS Mardani Ali Sera. Partai Keadilan Sejahtera adalah pihak paling getol memajukan kadernya sebagai pendamping-Cawapres Prabowo Subianto. Semenatara kawan oposisi lainya (PAN) juga punya niat keinginan serupa.
“Kalau ada yang menyampaikan PAN kan suaranya lebih banyak dari PKS, betul. Kursi PAN sekarang 48, PKS 40. Tapi kan pilpres bukan kali ini saja. 2014 waktu itu PKS kursinya 57, PAN 43 dan PKS ridho, legowo agar PAN jadi cawapres,” kata Hidayat Nur Wahid kepada pers di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (4/5/2018). Sejauh ini PKS belum final, ada sembilan nama yang sedang digodok internal PKS sebagai Cawapres Prabowo.
Baca Juga : Menghitung Modal Cak Imin Maju Cawapres 2019
Beberapa waktu sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membenarkan bahwa dirinya bersama Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais bertemu dan membahas Pilpres 2019 di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (26/4/2018).
Pertemuan tersebut jadi isyarat PAN akan merapat ke Prabowo dengan syarat Cawapres kader PAN. Satu nama yang mencuat sebagai Cawapres adalah Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN dan Ketua MPR RI.
Rivalitas PAN dan PKS makin mengerucut tatkala muncul opsi ketiga dari Demokrat. Sehingga para pihak baik PKS dan PAN sama-sama sedang membangun performa popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas kandidatnya. Karena sampai saat ini, belum ada satu nama yang mengerucut layak mendampingi Prabowo.

“Kalau nama, belum. Pokoknya harus nendang dan harus menang. Nendang itu harus ada power. Power-nya ya elektabilitas. Jaringan yang kuat. Akseptabilitas,” ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (26/4/2018).
PKS Ngotot Cawapres Prabowo
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan pihaknya berharap tanggal 13 Mei nanti, bertepatan dengan hari lahir partai, sudah mendeklarasikan cawapres, serta susunan kabinet bayangan.
“Mengapa PKS ngotot pengen sekarang, karena penantang itu berat apa lagi itu kelihatan dari hasil survei pak Jokowi untuk segera gerak dari sekarang, kalau sudah deklarasi itu akan lain trennya, dan kita ingin mendidik masyarakat tidak beli kucing dalam karung plus ditambah pilkada serentak 27 Juni ini,” kata Mardani di kantor Indikator Politik, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (3/5/2018).
Mardani menambahkan bahwa Kualisi PKS dengan Gerindra sudah sangat solid, dan mereka membuka kesempatan bila ada partai lain yang hendak bergabung.
Sikap PAN yang akan bergabung dengan mengajukan Zulkifli Hasan sebagai Cawapres Prabowo juga bisa dipahami. Namun menurut Mardani, “bergabung boleh saja, tapi Cawapresnya dari PKS”.
Discussion about this post