Wartapolitik.id – Mata publik tertuju pada pertemuan monumental dua tokoh oposisi paling berpengaruh di Indonesia Prabowo Subianto dan Amien Rais, Masjidil Haram, Mekkah, Saudi Arabia, Sabtu, 2 Juni 2018.
Pertemuan ini telah dijadwalkan sebelumnya, sebagaimana yang diutarakan oleh Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon.
“Insya Allah Pak Prabowo umrah tanggal 1 (Juni), mungkin akan ketemu (Amien Rais) di sana,” kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/5/2018).
Baca Juga :
Fadli menambahkan kemungkinan rombongan PKS yang dipimpin Sohibul Imam juga akan hadir pada pertemuan tersebut. Selain itu ada juga agenda pertemuan dengan Rizieq Shihab.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Dradjad H Wibowo tidak menampik pertemuan tersebut hanya saja baginya pertemuan itu hanya kebetulan belaka.
Rencanya Sibihul Imam Presiden PKS juga akan turut Umroh bersama Prabowo-Amien, namun ketika dikonfirmasi awak media Sohibul membantahnya.

“Saya sudah umrah dua bulan lalu, jadi saya tidak punya rencana umrah bulan ini,” kata Sohibul Iman saat dihubungi, Sabtu, 2 Juni 2018.
Absentnya Sohibul Imam jadi tanda tanya besar apakah PKS akan berlabuh ke kubu Prabowo atau akan membentuk poros baru. Mengingat sampai sejauh ini Prabowo belum mengantongi tiket menuju Pilpres 2019.
Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif menyebut tidak tertutup kemungkinan para tokoh tersebut akan bertemu dengan imam besar FPI Habib Rizieq Shihab.
Baca Juga :
Pertemuan tersebut kemungkinan akan membahas Pilpres 2019. Utamanya hasil rekomendasi PA 212 terkait para calon yang akan didukung di pilpres mendatang. Rekomendasi tersebut menempatkan Riziq Sihab sebagai Cawapres nomor urut pertama, disusul Prabowo Subianto.
Partai pendukung pemerintah (Hanura) lewat Ketua DPP Inas Nasrullah menilai langkah tersebut sebagai kepanikan Prabowo. Karena PA 212 lebih merekomendasikan Riziq Sihab ketimbang Prabowo.

“Siapa yang panik sih, justru kita melihat bahwa Prabowo yang panik karena dia hanya di urutan kedua dan Rizieq di urutan pertama dalam rekomendasi alumni 212,” ujar Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah Zubir kepada wartawan, Sabtu (2/6/2018).
Sementara Tenaga Ahli Utama Kedeputian bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menyebut rencana tersebut kurang elok.
“Kalau dihubungkan dengan kepentingan bertemu dengan imam besar kita Habib Rizieq untuk politik praktis, kurang bagus di Tanah Air,” kata Ngabalin kepada awak media.
[wp-06]
Discussion about this post