WARTAPOLITIK. ID- “Memaksakan impor beras secara sepihak tidak hanya bertentangan dengan politik pangan Presiden Jokowi, namun mencoreng muka Presiden Jokowi yang belum lama ini mengampayekan gerakan cinta produksi dalam negeri,” tegas Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Rabu (24/03/2021).
Lebih jauh Hasto menyatakan partainya (PDI Perjuangan) dengan tegas menolak keputusan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi untuk melakukan impor beras. Hasto menyebut Menteri Perdagangan hanya menghambur-hamburkan devisa negara untuk satu produksi pangan yang sebenarnya bisa diproduksi di dalam negeri.
Dihadang banyaknya penolakan, termasuk dari PDI Perjuangan selaku pemimpin koalisi partai pendukung pemerintah, Muhammad Lutfi terkesan tetap dengan keputusan impor beras.
“Kalau memang saya salah, saya siap berhenti, tidak ada masalah, tapi tugas saya memikirkan yang tidak dipikirkan oleh Bapak dan Ibu,” terang Mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat ini dalam Rapat Kerja dengan Komisi Perdagangan DPR pada senin lalu, (22/03/2021).
Sebagaimana diberitakan di wartapolitik.id, Direktur Utama Bulog Budi Wasesa mengungkapkan keputusan impor beras muncul setelah pihaknya menerima perintah mendadak dari Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Belakangan baru diketahui jika keputusan impor beras itu berasal dari Kementerian Perdagangan. Hal ini diakui sendiri oleh Lutfi, bahwa keputusan impor beras itu berasal dari dirinya.
“Jadi jangan salahkan Pak Menko, Pak Mentan, jangan salahkan Dirut Bulog. Salahkan saya, ” ungkap Lutfi dalam konferensi pers virtual lewat kanal Youtube Kementerian Perdagangan, Sabtu (20/3/2021).
Muhammad Lutfi yang pernah menjabat Menteri Perdagangan era Pemerintahan Presiden SBY ini beralasan kualitas beras petani rata-rata memiliki kadar air yang tinggi jadi salah satu sebab diambil keputusan impor beras.
Discussion about this post